A. Definisi
Reproduksi
adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk
kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses
reproduksi oleh pendahulunya.
Sistem
reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme
yang dipergunakan untuk berkembang biak.
Tidak
semua remaja mmemahami sistem reproduksi manusia. Membicarakan sistem
reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan remaja. Perubahan yang terjadi
pada sistem reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan
dijelaskan.Penjelasan juga diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem
reproduksi yang dijelaskan seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem
reproduksi dan penyakit. Penyakit sistem reproduksi yang dimaksud seperti penyakit-penyakiit
hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.
B. Kesehatan Pranikah(Calon Ibu)
Kesehatan
pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada masyarakat reproduktip
pranikah.Pelayanan kebidanan diawali dengan pemeliharaan kesehatan para calon
ibu. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi
kesehatannya. Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan seksual
yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang
proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan
pasca kehamilan.
Promosi
kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan kepada kelompok remaja wanita
atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian nasehat tentang kesehatan pada
masa pranikah ini disesuaikan dengan tingkat intelektual para calon ibu.
Nasehat yang di berikan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti karena
informasi yang di berikan bersifat pribadi dan sensitif. Remaja calon ibu yang
mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem reproduksinya segera di
tangani. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut
dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan sosial remaja itu
sendiri. Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek, perlu
dikonsultasikan keahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan
yang pasilitas pelayanannya lebih lengkap.
Faktor
keluarga juga turut mempengaruhi kondisi kesehatah para remaja yang akan
memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga
untuk memperkuat mental remaja dalam memasuki masa perkawianan dan kehamilan.
Pemeriksaan
kesehatan bagi remaja yang akan menikah di anjurkan. Tujuan dari pemeriksaan
tersebut adalah untuk mengetahui secara dini tentang kondisi kesehatan para
remaja. Bila di temukan penyakit atau kelainan di dalam diri remaja, maka
tindakan pengobatan dapat segera dilakukan. Bila penyakit atau kelainan
tersebut tidak diatasi maka di upayakan agar remaja tersebut berupaya untuk
menjaga agar masalahnya tidak bertambah berat atau menular kepada pasangannya.
Misalnya remaja yang menderita penyakit jantung, bila hamil secara teratur
harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter.
Remaja yang menderita AIDS harus menjaga
pasanganya agar tidak terkena virus HIV. Caranya adalah agar menggunakan kondom
saat besrsenggama, bila menikah. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon
ibu ini dapat dilakukan melalui kelompok atau kumpulan para remaja seperti
karang taruna, pramuka, organisaai wanita remaja dan sebagainya. Para remaja
yang terhimpu di dalam organisasi masyarakat perlu diorganisasikan agar
pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi untuk menjadi istri dapat di
lakukan dengan baik.
Pembinaan
kesehatan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada
masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Fakta perkembangan
psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja.
Remaja
yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan psikologis dan
sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda
memiliki sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan
kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan
di dalam membina kesehatan diperlukan.
C. Perkawinan Yang Sehat
Bagaimana
mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan , menghadapi perkawinan,
disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan hanya sekedar hubungan antara suami
dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk menghasilkan turunan. Bayi yang
dilahirkan juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
D. Keluarga Yang Sehat
Kepada
remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta membinanya.
Keluaga yang diidamkan adalah kelurga yang memiliki norma keluaga kecil,
bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2
anak. Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa
ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial
ekonominya mendukung kehidupan anggota keluarganya.dan mampu menabung untuk
persiapan masa depan. Selain itu keluarga sejahtera juga dapat membantu dan
mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.
E. Penyakit Yang Berpengaruh Terhadap
Kehamilan Dan Persalinan Atau Sebaliknya.
Remaja
yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit yang
memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang akan membahayakan
dalam masa kehamilan atau persalianan. Penyakit-penyakit tersebut perlu
dijelaskan.
Penyakit
yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara lain
penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
F. Sikap Dan Perilaku Pada Masa Kehamilan Dan
Persalinan
Perubahan
sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Akibat
perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada masa
hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang (suami)
atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan
perilaku. Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa mungkin
terjadi.
Disamping
hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja dan dikaitkan dengan
kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja
berkonsultasi atau memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja menyangkut bidang
alin maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila remaja merasa
ketakutan yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan dapat dirujuk kedokter
spesialis jiwa atau ke psikolog.
Bimbingan
remaja dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang taruna , pramuka,
organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda.
G. Kesehatan Saat Hamil
Salah
satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah
memelihara kesehatan ibu hamil. Bidan harus memiliki data ibu hamil yang berada
diwilayah kerjanya. Data ini dapat diperoleh dari pencatatan yang dilakukan
sendiri atua dari kantor desa/ kelurahan. Dari data tersebut dapat diatur
strategi pemeliharaan kesehatan ibu hamil.
Semua
ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kesehatan dirinya sedini mungkin.
Anjuran tersebut disampaikan kepada masyarakat melalui kelompok ibu-ibu atau
pemimpn desa. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali, yaitu pada
Trimester pertama 1 kali, Trimester dua 1 kali dan pada Trimester tiga 2 kali.
Pada
ibu hamil dengan resiko tinggi pemeriksaan dilakukan lebih sering dan intensif.
Untuk itu bidan harus mengadakan pendekatan langsung kepada ibu hamil atau
pendekatan dapat dilakukan melalui dukun terlatih, kader posyandu, atau peminat
KIA.
Melalui
pemeriksaan teratur dapat diketahui perkembangan kesehatan ibu. Bila ditemukan
adanya gangguan kesehatan, tindakan dapat dilakukan sesegera mungkin.
Pemeriksaan
kesehatan ibu dilakukan dengan menggunnakan pendekatan menajemen kebidaanan.
Didalam menajemen kebidanan pemeriksaan kesehatan mencakup langkah identifikasi
dan analisa masalah serta penentuan diagnosa.
Pemeriksaan
dimulai dengan pengumpulan data subyektif yang dilakukan dengan wawancara atau
anamnesa, lalu dilanjutka pengumpulan data obyektif yang dilakukan dengan
pemeriksaan fisik, melakukan diagnosa, rencana asuahn dan tindaka.
H. Kesehatan Persalinan
Persalinan
adalah suatu hal yang dihayati. Walaupun demikian ibu dalam masa persalinan
memerlukan bantuan bidan. Kehadiran bidan sewaktu ibu dalam masa persalinan
adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya melalui bimbingan dan bantuan agar
persalinan terjadi secara fisiologis didalam kondisi lingkungan yang sehat.
1. Kala pertama
Awal
kala pertama di tunjukan dengan kontraksi uterus ringan. Rasa sakit mulai dari
punggung dan meluas ke perut bawah. Kontraksi ini biasanya terjadi setiap 10
sampai 15 menit dan berlangsung selama 30 detik. Dari vagina keluar cairan
berlendir dan campuran sedikit darah.
Pemeriksaan
abdomen dilakukan untuk menentukan letak dan denyut jantung bayi. Denyut
jantung bayi diperiksa setiap 4 jam. Tanda vital ibu juga diperiksa setiap 4
jam. Ibu diberi tahu bahwa persalinan mulai dan upayakan agar ibu tenang.
Bila
ketuban belum pecah ibu diperkenankan berjalan atau melakukan pekerjaan biasa.
Bila kontraksi uterus semakin kuat setiap 3-5 menit. Pemeriksaan dalam
dilakukan. Dalam kondisi demikian serviks membuka dari 3 sampai 8 cm. Diperiksa
apakah ketuban sudah pecah.
Ibu
mungkin merasa cemas, sangat tidak enak, nyeri dan tekanan pada panggul
bertambah. Bidan selalu berada disamping pasien ibu ditenangkan, diajari
bernafas dengan dada selama kontraksi. Ibu dianjurkan tidur pada awal
persalinan untuk menyusun tenaga. Alat-alat persalinan disediakan, demikian
pula tempat tidur dan tempat tidur untuk bayi.
Menjelang
akhir kala satu umumnya ibu semakin gelisah, kadang-kadang tungkai dan tangan
bergetar. Dahi dan atas-atas bahu ibu berkeringat, muka kemerah-merahan. Dalam
kondisi demikian ibu diminta bernafas dengan dada.
2. Kala dua
Pada kala dua
bidan melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Ibu diajari cara mengedan pada waktu
datangnya kontraksi
b. Ibu menarik nafasdalam-dalam dan menahan
nafas dengan mulut, kepala diangkat dan mengedan dengan kekuatan otot dan
perut. Pada saat bersamaan ibu diminta mengendorkan otot dasar panggul, ibu
mengedan selama kontraksi dan beristirahat bila kontraksi berhenti.
c. Kepala bayi disokong, segera setelah
melintas mulut vagina. Kepala tersebut sedikit diputar apabila keluar tengkurap
untuk menjaga berlangsungnya peredaran darah. Lendir dibersihkan dari hidung
dan mulut bayi.
d. Bayi disambut sampai keseluruhannya
lahir dan kemudian diletakkan diatas perut ibu untuk melakukan IMD.
e. Beri ucapan selamat kepada ibu dan
beritahukan tentang keadaan dan jenisnya.
3. Kala tiga
Periode
pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit, kontraksi rahim dan
tidak nyeri. Tanda- tanda plasenta terlepas adalah uterus berkontraksi dan
berbentuk bulat, tali pusat memanjang. Ibu disuruh mengedan bila rahim
berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Darah keluar dari vagina.
4. Kala empat
Pada
fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala, perdarahan dari
vagina keluar sehingga penggantian kain diperlukan. Dalam fase ini, ibu
istirahat total ditempat tidur dan beri minum bila kehausan. Perdarahan
pervagina selalu diamati, demikian pula tanda-tanda vital
I. Kesehatan Nifas
Promosi
kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya.
Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa
nifas ini ibu, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap dan tahu apa
yang harus dilakukan dan tidak boleh di lakukan.
Tujuan promosi
kesehatan nifas adalah :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik
fisik maupun psikologis
2. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri
ibu dan memungkinkan ia melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan
budaya yang khusus
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian
imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
Keadaan
fisik nya diperiksa terutama uterus, tanda-tanda vital dan daerah vagina. Bila
keadaan ibu tetap normal, dianjurkan bayi segera diteteki lagi. Ibu dan bayi
diberi kesempatan beristirahat. Makan ringan setiap waktu, bangun bila mau
kencing, bayi tidak boleh diberi apapu kecuali ASI. Ibu diberitahukan agar
menjaga kesehatan perineum terutama waktu buang air kecil dan air besar.
Berdasarkan
program dan kebajikan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan 4 kali
kunjungan masa nifas, untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Jadi ibu dan keluarga
diberitahu untuk kontrol pada : 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah
persalinan, 2 minggu setelah persalinan, 6 minggu setelah persalinan
J. Kesehatan Menyusui
Promosi
kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam pengetahuannya mengenai manfaat menyusui, khususnya ibu-ibu
pasca persalinan tahu dan mau menyusui anak-anaknya segera setelah lahir.
Dalam
promosi kesehatan menyusui dini, bidan antara lain memberi dukungan dalam
pemberian ASI, memberitahu manfaat pemberian ASI, komposisi gizi dalam ASI,
hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, tanda-tanda bayi cukup ASI, ASI
eksklusif, IMD (Inisiasi menyusui dini ), cara menyusui yang benar, dan masalah
dalam menyusui beserta cara mengatasinya.
Dengan
di berikan pengetahuan tentang menyusu ini, diharapkan tingkat kesehatan
masyarakat akan semakin meningkat. Ini berhubungan dengan manfaat ASI sendiri
yaitu menjaga tubuh agar tidak mudah terserang penyakit (meningkatkan antibodi
bayi)
K. Rujukan
Sistem
rujukan dalam mekanisme pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung
jawab timbale-balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara
vertical maupun horizontal. Rujukan vertical, maksudnya adalah rujukan dan
komunikasi antara satu unit ke unit yang telah lengkap. Misalnya dari rumah
sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit
tipe B yang lebih spesialistik fasilitas dan personalianya. Rujukan horizontal
adalah konsultasi dan komunikasi antar-unit yang ada dalam satu rumah sakit,
misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak. Beberapa indikasi
perujukan ibu antara lain ;
1. Riwayat seksio sesaria
2. Perdarahan pervaginam
3. Persalinan kurang bulan(usia kehamilan
kurang dari 37 mgg)
4. Ketuban pecah dengan mekonium yang
kental
5. Ketuban pecah lama (kurang lebih 24jam)
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang
bulan
7. Ikterus
8. Anemia berat
9. Tanda /gejala infeksi
10. Preeklamisa/hipertensi dalam kehamilan
11. Tinggi fundus 40cm atau lebih
12. Gawat janin
13. Primipara dalam fase aktif persalinan
dengan palpasi kepala janin masih 5/5
14. Presentasi bukan belakang kepala
15. Kehamilan gemeli
16. Presentasi majemuk
17. Tali pusat menumbung
18. syok
Wah terimakasih banyak mbak infonya
ReplyDeleteCiri Leukimia Kanker Darah Stadium Awal